Pages

Jumat, 02 Desember 2011

PERAN RADIO BRASS FM TERHADAP PENDIDIKAN DI KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR


PERAN RADIO BRASS FM TERHADAP PENDIDIKAN DI KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR

A.                  Latar Belakang
Dengan kemajuan teknologi komunikasi yang ditandai dengan diluncurkannya satelit komunikasi, baik satelit komunikasi domestik maupun internasional, rasanya dunia semakin sempit. Karena peristiwa/kejadian di belahan bumi yang lain, dalam waktu relatif bersamaan dapat diikuti di belahan bumi lain dengan jelas.
Peran media massa penyiaran sangat menonjol, hal ini karena media penyiaran, mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1.      Keserempakan, yang dimaksud keserempakan (simultaneusness) ialah dalam waktu yang relatif sama, khalayak di mana pun berada dapat menerima informasi dari media yang bersangkutan.
Untuk ini hanya berlaku bagi media massa elektronik sedangkan media cetak, masalah teknis, keserempakan tidak dapat terjadi.
2.      Mampu meliput daerah yang tidak terbatas
Kalau media cetak mempunyai oplah sebesar 10 juta eksemplar, sudah merupakan hal yang luar biasa, tetapi jumlah tersebut belum berarti apa-apa bila dibandingkan dengan media massa elektronik. Sebab, media massa elektronik dapat meliput dan mampu menembus bumi mana pun tanpa gangguan berarti.
3.      Bisa dimengerti orang yang buta huruf
Kelebihan lain dari media massa ini, bisa dimengerti oleh orang yang buta huruf, mereka hanya dapat menggunakan data fantasinya saja.
Satu hal lagi, ciri media massa elektronik yang tidak dimiliki media massa lainnya, adalah pesan yang bersifat penerangan, pendidikan, dan hiburan dari media elektronik ini, mudah dimengerti oleh segenap lapisan masyarakat, yang berpendidikan tinggi sampai yang buta huruf. [1]
Sebagaimana telah diungkapkan diatas, salah satu media massa yang cukup populer dan menyentuh segala lapisan masyarakat mulai dari tingkat bawah, menengah sampai ke atas adalah media Radio. Radio merupakan media massa yang jumlahnya paling banyak di dunia dan memiliki jangkauan paling luas. Saat ini, terdapat 35.000 stasiun radio di seluruh dunia.[2] Di Indonesia, pemancar radio dapat ditemukan dimanapun, baik di kota-kota besar maupun di pelosok-pelosok desa, terutama di kota Kediri.
Salah satu cepat populernya media massa radio ini, karena radio mempunyai karakteristik memiliki kemampuan menyampaikan informasi sedini mungkin kepada khalayak. Itulah salah satu penyebab mengapa radio sejak dikemukakan pertama kali, dapat dengan cepat siarannya berkembang.
Terjadinya penganaktirian radio masa lampau, karena orang terlalu memandang sifat audio visual yang dimiliki  televisi. Hal tersebut tidak ada relevansinya apabila dipertentangkan sifat auditif yang menjadi karakteristik radio. Kalau ditinjau dari aktualitanya, ternyata bahwa teknik visualisasi memakan lebih banyak waktu dan membutuhkan keterampilan yang lebih, sehingga sering mengorbankan nilai aktualita itu sendiri.[3]
Keadaan yang mendadak, tidak direncanakan, sukar dapat direkam dan disiarkan secara langsung oleh televisi. Lain halnya dengan radio, yang tidak memerlukan banyak waktu persiapan menyiarkan kejadian tersebut secepat mungkin. Selain itu, kombinasi teknik radio dengan telepon, membuktikan banyaknya jasa bagi siaran pedesaan. Dalam kombinasi ini komunikasi dua arah telah dimungkinkan antara penyuluh dengan para petani di beberapa tempat, sehingga dapat dikatakan terjadi penyuluhan secara langsung dan berbagai masalah yang dihadapi petani dapat dipecahkan dengan cepat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa di negara berkembang seperti Indonesia, radio lebih menguntungkan bila dibanding dengan media lainnya. Persoalanya hanya pada masalah teknik. Di samping itu, media massa yang berkemampuan membawa informasi aktual sangat diperlukan sebagai sarana komunikasi. Melalui informasi/pendidikan nonformal, perhatian komunikan dapat dirangsang dan diarahkan pada persoalan tertentu. Melalui pengulangan penyiaran, serta dengan diperluas dengan media yang sama atau media lainnya, menyebabkan pengetahuan masyarakat kian berkembang. Karena itu, radio merupakan sarana pembuka jalan bagi media lainnya dan memperkenalkan untuk pertama kalinya suatu masalah tersebut. Dengan kata lain, radio merupakan perangsang, bukan saja untuk pendidikan nonformal yang merupakan serangkaian kursus, melainkan juga untuk untuk pendidikan formal.
Fungsi radio saat ini tidak hanya sebatas media hiburan saja, tetapi sudah berkembang sedemikian pesatnya. Salah satu fungsi radio yang menarik berbagai segmen umur adalah radio sebagai media penyampai berita. Berbagai berita aktual yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri dapat dengan cepat diketahui oleh masyarakat melalui media radio. Untuk itulah, maka radio sebagai salah satu alternatif media massa patut menjadi pilihan bagi penyebarluasan informasi pendidikan non formal (PNF).
Pendidikan non formal memegang peranan yang strategis dalam Sistem Pendidikan Nasional, hal tersebut jelas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Pendidikan Non formal memiliki  kelebihan dibandingkan dengan pendidikan formal yaitu adanya keluwesan tempat, sasaran, waktu, program dan lain-lain.
Pendidikan nonformal ini sangat berbeda dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diarahkan ke lembaga pendidikan atau sekolah dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, sedangkan pendidikan nonformal umumnya diberikan kepada kalangan tertentu atau orang-orang dewasa. Tujuannya membantu orang-orang dewasa membahas masalah-masalah yang aktual, sehingga akan menambah khasanah pengetahuan mereka dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini  merupakan upaya untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka.
Telah diuraikan di depan, bahwa dengan memperhatikan masalah aktualita, maka radio menjadi salah satu sarana komunikasi yang berkemampuan mengadakan mobilitas sosial dan dengan terjadinya mobilitas sosial serta perubahan masyarakat, dengan sendirinya mengakibatkan perubahan tata nilai kehidupan yang menjurus ke disorganisasi dan disintegrasi sosial dari masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan usaha-usaha reintegrasi secepat mungkin.[4] Masalah demikian itu merupakan tantangan berat bagi Radio sebagai media massa. Lalu bagaimana sekarang peranan yang harus dijalankan.
Setelah adanya radio sebagai media pendidikan, maka sebaiknya perlu adanya pengelolaan yang baik agar nantinya dapat tetap berjalan pada jalurnya. Keberhasilan dalam mutu Siaran Radio Pendidikan antara lain ditentukan kualitas manajemen. Karenanya program ini akan semakin efektif apabila dikelola secara ahli. Berbagai produk teknologi komunikasi/informasi, termasuk di dalamnya media radio, memiliki ciri khas, yaitu menjanjikan kecepatan, ketepatan, kepraktisan dan kualitas dalam mencari, mengumpulkan menyeleksi, mengolah dan menyajikan informasi. Sesuai dengan ciri khas media radio sebagai salah satu produk teknologi elektronika maka menjadi keharusan bahwa manajemen yang diterapkan dalam penyelenggaraan siaran harus manajemen yang dinamis.
Di kota Kediri terdapat berbagai macam bentuk dan karakter stasiun penyiaran Radio, mulai dari yang mengedepankan aspek hiburan, dakwah, penyampai berita atau informasi, pendidikan dan lain-lain. Dari berbagai karakter penyiaran tersebut  mayoritas  radio-radio yang ada di Kota Kediri memberikan fasilitas terhadap masyarakat supaya pendengar atau masyarakat bisa berinteraksi langsung atau tidak langsung terhadap radio tersebut. Diantara fasilitas yang disediakan pihak radio untuk masyarakat atau pendengar adalah bahwasanya lembaga penyiaran radio menerima SMS (sort message sent), telephon, facebook, tweeter, atensi dan lain-lain. Yang  tujuannya adalah untuk menyampaikan aspirasi pendengar. Oleh karena itu maka masyarakat atau pendengar bisa bertanya atau belajar langsung dengan radio tersebut.
Berangkat dari fenomena tersebut penulis ingin mengetahui apakah fasilitas yang diberikan lembaga penyiaran radio di kota Kediri terutama radio Brass FM memiliki peran terhadap pendidikan di kota Kediri.
Adalah PT. Radio BRASS FM 102,3 MHz yang terletak di Jl. Welirang 17, Kota Kediri, merupakan lembaga penyiaran yang didirikan untuk menyumbang percepatan kemajuan pendidikan di aras lokal. Lembaga ini didirikan oleh sekelompok orang yang merasa berkepentingan untuk mendedikasikan sebagian hidupnya bagi pencerahan dari persfektif ilmu pengetahuan.
Pijakan utama pendirian lembaga ini adalah sebuah kesadaran bahwa:
a.                    Beberapa lembaga penyiaran yang telah ada selama ini cenderung hanya mengedepankan aspek hiburan,
b.                    Lembaga pendidikan formal sangat memerlukan pendamping yang memungkinkan istilah formal dan informal dalam pendidikan menjadi metafora yang cair dan tidak dikotomis, serta
c.                    Banyak anggota masyarakat yang perlu mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan keilmuan melalui cara yang mungkin baginya, dan
d.                   Aspek pengetahuan lokalitas perlu diberi penekanan agar pemahaman masyarakat tentang segala macam yang berkaitan dengan kawasan mnjadi memadai, yang hal ini tentu tidak terlalu gampang ditemukan di lembaga pendidikan formal.[5] Tiadanya empat kesadaran di atas tentu memungkinkan munculnya kerisauan atau bahkan kesulitan bagi keinginan menciptakan civil society di aras lokal.
Para pendiri lembaga penyiaran Radio Brass FM beranggapan bahwa kesulitan itu akan bisa diatasi dengan sintesis yang bercorak sinergik-komplementer yang dibangun dari sumbangan setiap disiplin ilmu pengetahuan dan kiblat keimanan melalui lembaga penyiaran.
Salah satu bukti bahwa Radio Brass FM merupakan salah satu Radio terbesar di kota Kediri adalah target jangkauan penyiarannya yang cukup luas. Mulai dari Kota Kediri sampai kota-kota lain disekitar Kota Kediri. Adapun target jangkauan tersebut ialah seluruh wilayah Kota Kediri dan Kabupaten Kediri, serta
Selatan             : Tulung Agung, Blitar dan Trenggalek
Barat                : Nganjuk dan Madiun
Utara                : Nganjuk, Jombang, Bojonegoro
Timur               : Kabupaten Malang.[6]
Berangkat dari target penyiaran yang luas tersebut maka sasaran utama pendengar siaran Radio BRASS FM selain masyarakat secara umum adalah para pelajar dan generasi muda. Mengapa para pelajar dan generasi muda? Karena didirikannya lembaga penyiaran Radio Brass FM ini lebih menitik beratkan terhadap pendidikan.
Radio BRASS FM 102,3 MHz yang terletak di Jl. Welirang 17, Kota Kediri, merupakan lembaga penyiaran yang didirikan untuk menyumbang percepatan kemajuan pendidikan di aras lokal mempunyai format siaran serta rangkaian acara penyiaran sebagai berikut:
Pendidikan                   : 30 %
Penerangan Umum      : 15 %
Hiburan                        : 20 %
Komersial                     : 20 %
Pemberitaan                 : 15 %.[7]
Adapun rangkaian acara siaran Radio BRASS FM sebagai berikut:
SENIN – JUM’AT
05.00 - 05.45               Studi Islam
05.45 – 08.00              Brass Spirit
08.00 – 09.00              Media Hari ini
09.00 – 11.00              Go Dhang (Go Dhangdut)
11.00 – 13.00              Nglaras (Langgam & Keroncong)
13.00 – 15.00              Home Sweet Home
15.00 – 16.00              Lintas Kelas (Info Dunia Pendidikan Lokal)
16.00 – 17.00              Labrass (Belajar Bersama Brass)
17.30 – 18.30              Jikir (Mengaji dan Berpikir)
18.30 – 19-30              Spirit Story
19.30 – 21.00              Labrass (Belajar Bersama Brass)
21.00 – 24.00              Welcome To Midnight
SABTU
05.00 – 05.45              Studi Islam
05.45 – 08.00              Brass Spirit
08.00 – 09.00              Media Hari Ini
09.00 – 11.00              Go Dhang (Go Dhangdut)
11.00 – 13.00              Kongsultasi Pengobatan Tradisional
13.00 – 15.00              Home Sweet Home
15.00 – 16.00              Lintas Kelas (Info Dunia Pendidikan Lokal)
16.00 – 17.30              Indonesian Top Twenty
17.30 – 18.30              Jikir (Mengaji dan Berpikir)
18.30 – 21.00              Music Nonstop (Request Time)
21.00 – 23.00              Brass Top Twenty
23.00 – 24.00              Welcome to Midnight
MINGGU
05.00 – 05.45              Studi Islam
05.45 – 08.00              Sunday Oldies
08.00 – 10.00              Teen Pop Star
10.00 – 12.00              Mazmur (Lagu-lagu Rohani)
12.00 – 13.00              Persik Mania
13.00 – 17.30              Labirin (Lagu Bikin Rindu)
17.30 – 18.30              Jikir (Mengaji dan Berpikir)
18.30 – 21.00              Indonesian Top Twenty
17.30 – 18.30              Jikir (Mengaji dan Berpikir)
18.30 – 21.00              Labrass (Belajar Bersama Brass)
21.00 – 23.00              Tembang Kenangan
23.00 – 24.00              Welcome to Midnight
SENIN             21.00 – 23.00              Improve Corner (Jazzy)
SELASA         21.00 – 23.00              Dialog Budaya
RABO                         21.00 – 23.00              Brass Nggedhabruz
KAMIS            21.00 – 23.00              Tembang Kenangan
JUM’AT          21.00 – 23.00              Jejak Artis.[8]
Berangkat dari pijakan utama pendirian radio BRASS FM dan rangkaian acara siaran tersebut diatas yang mengarah kepada sumbangan kemajuan pendidikan di Kota Kediri, maka penulis ingin mengetahui sejauhmana kontribusi Radio Brass FM terhadap pendidikan serta faktor apa yang mendukung dan menghambat peranan radio Brass FM terhadap pendidikan di Kota Kediri.
Penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul dari latar belakang tersebut.

B.                  Rumusan Masalah
Berpijak pada uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.                        Sejauhmana kontribusi Radio Brass FM terhadap pendidikan di Kota Kediri?
2.                  Faktor apa yang mendukung dan menghambat peranan Radio Brass FM terhadap pendidikan di Kota Kediri?

C.                  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.                  Untuk mengetahui bagaimana peran dan sejauhmana kontribusi Radio Brass FM terhadap pendidikan di Kota Kediri serta mengapa perlu media (radio) dalam proses pendidikan.
2.                  Untuk mengetahui Faktor apa yang mendukung dan menghambat peranan radio Brass FM terhadap pendidikan di Kota Kediri?


D.                  Landasan Teori
Perkembangan teknologi yang kian tidak terkendali, berpengaruh ke dalam segala aspek kehidupan dan sangat dirasakan khususnya oleh Negara-negara berkembang khususnya Indonesia.
Dalam dunia pendidikan mengakibatkan berbagai perubahan menuju ke arah perkembangan sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut. Dengan demikian, antara keduanya terjadi saling mengisi.
Adanya media radio pendidikan merupakan perkembangan baru yang memberi nuansa positif dalam penyebar luasan informasi pendidikan. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang program pendidikan akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk terlibat dalam mensukseskan program-program pendidikan yang dicanangkan pemerintah. Secara sederhana dapat kita sadari bahwa program siaran pendidikan dari media radio akan memberi pembelajaran kepada masyarakat pendengar yang akhirnya akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat.
Radio siaran adalah suatu aspek dari komunikasi. maka muncullah pertanyaan apakah sebenarnya komunikasi itu? Dan Telah disebutkan dimuka bahwa media radio merupakan perkembangan baru yang memberi nuansa positif dalam penyebar luasan informasi pendidikan. Maka penulis akan mencoba menguraikan apakah pendidikan itu?

1.                    komunikasi
Komunikasi merupakan peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya, yang dapat terjadi dimana-mana tanpa mengenal tempat dan waktu, atau dengan kata lain, komunikasi dapat dilaksanakan “kapan saja dan di mana saja”.[9]
Untuk memahami tentang pengertian komunikasi sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif, Harold D. Laswell dalam bukunya The Structure and Funcion of Communication in Society, yang dikutip oleh Onong Uchjana Efendy menyatakan bahwa proses komunikasi dapat dijabarkan dengan menjawab pertanyaan:
“WHO, SAY WHAT, IN WHICH CHANNEL, TO WHOM AND WHAT EFFECT”.[10]
a.          WHO, merupakan unsur yang terdapat pada sumber/komunikator.
b.          SAY WHAT,  merupakan unsur yang terdapat pada ini pesannya.
c.          IN WHICH CHANNEL, merupakan unsur media yang digunakan.
d.          TO WHOM, merupakan unsur sasarannya.
e.          AND WHAT FFFECT, merupakan unsur akibat dari yang ada.
Selanjutnya Laswell menginginkan pristiwa komunikasi, diteliti dengan jalan memanfaatkan kelima unsur di atas. Dengan demikian, dalam suatu penelitian komunikasi, dapat saja penelitiannya lebih ditekankan pada unsur WHO, dengan mengadakan analisis WHO, dinamakan Analisis pengawasan atau Control Analysis. Kalau lebih menekankan pada unsur pesan, dinamakan Analisis isi Pesan atau Content Analysis. Kalau menekankan pada unsur medianya, dinamakan analisis Media atau Media Analysis. Yang lebih menekankan pada unsur sasarannya (komunikan), dinamakan analisis Khalayak atau Audince Analysis. Demikian pula yang menekankan pada unsur pengaruh, dinamakan analisis efek atau Effect Analysis.[11]

2.                    Pendidikan
Pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[12]
Pendidikan secara etimologis juga berarti proses, perbuatan, cara mendidik.[13]
Menurut Sukiman sebagaimana dikutip oleh Basrowi dan Suko Susilo bahwa: Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk melestarikan kehidupannya, karena tanpa adanya pendidikan yang terarah, terencana dan sistematis dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi pada bangsa tersebut, dengan pendidikan berarti manusia mempunyai daya upaya untuk memajukan perkembangan sains dan teknologi.[14]
Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[15]
Ciri dan unsur pendidikan adalah sebagai berikut:
a.                    Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang shingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai individu, maupun sebagai warga Negara atau warga Masyarakat.
b.                    Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan prlu melakukan usaha yang disengaja dan terencana dalam memilih isi (materi), strategi kegiatan dan teknik penilaian yang sesuai.
c.                    Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, pendidikan formal dan pendidikan non formal.[16]




E.                  Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan komponen penting yang berhubungan dengan Peran Radio Brass FM terhadap Pendidikan di Kota Kediri, Jawa Timur.
Secara khusus hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1.                  Radio Brass FM, dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam penyiaran sebagai tempat membangun pendidikan di Kota Kediri, Jawa Timur.
2.                  Masyarakat Kediri, hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk bersikap dan bertindak masyarakat terhadap pemanfaatan radio bagi pendidikan. Dengan demikian suasana yang konduksif akan tercipta ditengah masyarakat.
3.                  Hasil penelitian ini dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan untuk merancang ulang program-program siaran radio bagi pendidikan.
4.                  Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi penerapan ilmu pendidikan, khususnya mengenai peran radio bagi pendidikan.
5.                  Hasil penelitian ini merupakan informasi awal yang dapat peneliti gunakan sebagai dasar berpijak dalam melaksanakan pengkajian ulang dan mengembangkan penelitian secara lebih rinci dengan variabel-variabel yang lebih komleks.


F. Metode Penelitian
1).  Pendekatan dan Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini. maka jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok yang digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.[17] Penelitian kualitatif bersifat induktif: peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi yang mana data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.
Dalam penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama yaitu pertama menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).[18]

2).  Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data oleh karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

3).  Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memilih dan menentukan Radio PT. BRASS FM di Jl. Welirang 17, KotaKediri sebagai tempat atau lokasi penelitian. Dengan alasan sebagai brikut:
a.                    PT. Radio BRASs FM adalah lembaga penyiaran yang didirikan untuk menyumbangkan percepatan kemajuan pendidikan di aras lokal.
b.                    Radio BRASs FM merupakan salah satu lembaga penyiaran terbesar di kota Kediri.
c.                    Letak Radio BRASs FM yang strategis.

4).  Sumber Data
Jenis data adalah data kualitatif yaitu tidak berupa angka-angka tapi berupa kata-kata, kalimat, dokumen-dokumen sebagai pendukung. Sumber data dibawah ini adalah sumber data manusia sebagai berikut:
1.                    Direktur Radio BRASS FM
2.                    Bagian Iklan
3.                    Seluruh crew manajemen Radio BRASS FM
4.                   Masyarakat Kota Kediri, adapun yang akan kami jadikan sebagai sumber data disini merupakan masyarakat Kota Kediri yang menjadi pendengar setia atau masyarakat yang sering berinteraksi dengan lembaga penyiaran radio Brass FM.
Adapun sumber data Non manusia adalah sumber data yang dirancang oleh manusia berupa:
1.                    Brosur Radio BRASS FM
2.                    Dokumen-dokumen kegiatan penyiaran Radio BRASS FM
Dalam penelitian ini, tehnik penjaringan data dilakukan antara lain sebagai berikut:
1.                    Wawancara
Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu
a.                    Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan
b.                  Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
c.                    Kapan dilakukan wawancara
d.                   Dimana wawancara dilaksanakan
e.                    Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan
f.                     Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh




2.                    Dokumentasi
Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam pengumpulan data dengan dokumentasi dalam penelitian kualitatif, yaitu Mencari data yang berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
3.                    Observasi
Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam pengumpulan data dengan observasi dalam penelitian kualitatif, yaitu
a.                   Peneliti mendatangi  kepada sumber data.
b.                   Peneliti melakukan atau terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data

5).  Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik  wawancara observasi dan dokumentasi.
1.                    Wawancara
Dalam wawancara ini penulis akan menentukan Direktur Radio BRASs Fm adalah orang yang pertama diwawancarai dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang  peranan lembaga radio tersebut terhadap pendidikan.
Wawancara selanjutnya adalah  pada bagian Iklan dengan tujuan untuk mengetahui  penyusunan program penyiaran, pembagian tugas crew, format siar, target jangkauan.
Wawancara yang ketiga crew dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan proses penyiaran yang telah berlangsung selama ini.
Dalam melaksanakan wawancara peneliti merekam dengan menggunakan MP3 atau MP4 dengan kapasitas memori 2 GB atau lebih.
2.                    Dokumentasi
Dalam menggali data dari dokumentasi, peneliti berusaha mencari, mengumpulkan dan meneliti arsip-arsip yang dimiliki Radio BRASs FM khususnya yang berkaitan tentang program pendidikan.
3.                    Observasi
Observasi yang digunakan dalampenelitian ini adalah observasi peran serta. Jenis observasi ini digunakan dalam rangka memperoleh data yang lebih lengkap dan rinci melalui pengamatan secara seksama dengan jalan terlibat langsung.

6).  Analisis Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan MP3 atau MP4 dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
Sedang sumber data dari dokumentasi dicetak sebagai data pendukung dan sumber data dari observasi didiskripsikan.
Dari data-data tersebut diatas kalau sudah dicetak dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan.

7).   Pengecekan Keabsahan Temuan
Pada tahapan ini penulis mengelompokkan data sesuai dengan kebutuhan. Data yang terpakai dan tidak dipakai.

8). Tahab-tahab Penelitian
             Dalam proses penelitian ini peneliti melakukan beberapa tahapan antara lain:
a.                    Penelitian Pendahuluan
b.                    Pengembangan Desain
c.                    Penelitian Sebenarnya
d.                   Penulisan Laporan.









DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pndidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Kedua 2001).
Anwar, Ali, Teknis Penulisan Karya Ilmiah, (Kediri: IAIT Press, 2010)
Basrowi dan Suko Susilo, Sosiologi Pendidikan, Mengapa Penting?. (Bekasi: Pustaka Ilmu Nusantara, Cet. Pertama, 2010).
Brosur PT. Radio Brass FM 102,3 MHz
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan. (Yokyakarta, Pustaka Pelajar: Cet. Pertama 2007).
Efendy, Onong Uchjana. Radio Siaran, Teori & Praktek. (Bandung: Mandar Maju, Cet. Ketiga 1991).
__________________, Ilmu Komunikasi Teori dan praktek,(Bandung: Rosda Karya, Cet. Kedua Puluh Tujuh 2007).
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992).
Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2009).
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet, kelima, 2009).
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 1995.
Undang-undang Sisdiknas PDF.
Wahyudi, JB. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta: PT: Gramedia Pustaka Utama, 1994).



[1] Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan. (Yokyakarta, Pustaka Pelajar: 2007). Hlm. 44.
[3] Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan. Hlm. 65.

[4] Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan. Hlm. 67.
[5] Brosur PT. Radio Brass FM 102,3 MHz
[6] Brosur PT. Radio Brass FM 102,3 MHz
[7] Brosur PT. Radio Brass FM 102,3 MHz
[8] Brosur PT. Radio Brass FM 102,3 MHz
[9] Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan. Hlm. 1.
[10] Onong Uchjana Efendy, Radio Siaran, Teori & Praktek. (Bandung: Mandar Maju, 1991). Hlm 3.
[11] Onong Uchjana Efendy, Radio Siaran, Teori & Praktek. Hlm 3.
[12] Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 232.
[13] Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 232.
[14] Basrowi dan Suko Susilo, Sosiologi Pendidikan, Mengapa Penting?. (Bekasi: Pustaka Ilmu Nusantara, 2010) hlm 63.
[15] Undang-Undang Sisdiknas, PDF
[16] Basrowi dan Suko Susilo, Sosiologi Pendidikan, Mengapa Penting?. Hlm 65.
[17] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,2009), hlm.60.
[18]  Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm 60.