Pages

Rabu, 07 Maret 2012

3 Manfaat Cinta Buku untuk Si Kecil

KOMPAS.com - Minat baca anak Indonesia masih memprihatinkan. Indonesia berada di urutan ke-36 dari 40 negara, berdasar studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada 2006. Hasil survei UNESCO juga menunjukkan, Indonesia sebagai negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di Asean.

Membaca belum menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Contoh sederhananya, saat sedang menunggu di bandara atau stasiun, hanya segelintir orang yang melakukan kegiatan membaca. Kebanyakan menunggu sambil ngobrol atau kegiatan lainnya, kecuali membaca.

Kebiasaan membaca perlu dikenalkan sejak dini kepada anak-anak, terutama di usia prasekolah. Salah satunya dengan mengenalkan si prasekolah dengan buku. Ajak anak ke toko buku, baik di mal maupun di berbagai gerai buku lainnya, termasuk buku bekas. Di sinilah anak mengenal berbagai macam buku bacaan. Si prasekolah akan banyak mendapat manfaat jika di usia ini sudah didorong untuk cinta buku.

Henny E. Wirawan MHum, Psi, dari Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta menjelaskan tiga manfaat utama mengenalkan buku kepada anak usia prasekolah berikut ini:

1. Belajar membaca.
Di usia prasekolah ini, umumnya anak sedang belajar membaca. Kenalkan anak-anak dengan berbagai jenis buku yang membantunya belajar membaca. Di toko buku, Anda bisa mengenalkan buku tiga dimensi yang membuat acara membaca menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Melalui buku, anak juga bisa belajar menghitung, mengenal nama binatang, warna dan sebagainya.

2. Mendapat banyak ilmu.
Di usia prasekolah, rasa ingin tahu anak sedang berkembang pesat. Tak heran jika ia sering menggunakan kata tanya, "mengapa?" dan sejenisnya. Melalui buku, si kecil bisa mendapatkan jawaban sekaligus merangsang rasa ingin tahunya lebih mendalam. Contoh, ia melihat buku bergambar gajah, lalu penasaran dengan isinya, ternyata buku tersebut memuat beragam informasi tentang gajah yang selama ini belum diketahuinya. Dengan mencari buku bersama anak, ini sekaligus memudahkan orangtua menjawab beragam pertanyaan anak.

3. Melatih motorik.

Saat ini banyak tersedia buku cerita yang dilengkapi aktivitas serta beragam alat tulis. Misalnya, buku dongeng yang harus diwarnai atau kertas yang harus dilipat dan sebagainya. Buku jenis ini dapat membantu si kecil melatih kemampuan motoriknya.

(Marfuah Panji Astuti)

Agar Si Kecil Tertarik ke Toko Buku

KOMPAS.com - Kalau tidak dikenalkan sejak dini dan tidak dibiasakan, anak prasekolah tak akan pernah tertarik ke toko buku yang sebenarnya dapat membantunya membangun kebiasaan membaca. Jadi, orangtua memang memegang peranan penting untuk memunculkan kebiasaan ini pada usia prasekolah. Selain orangtua tentunya harus cinta buku, karena anak adalah peniru ulung dari orangtuanya, terutama anak usia prasekolah. Agar si kecil tertarik ke toko buku, Anda dapat melakukan tiga cara berikut:

1. Agenda rutin. Orangtua perlu merancang agenda rutin untuk mengajak si prasekolah ke toko buku. Dua minggu atau sebulan sekali, Anda dan si kecil yang menentukannya. Sebagai pertimbangan, toko buku cenderung ramai saat akhir pekan dan anak mungkin merasa tak nyaman. Bila memungkinkan, lebih baik mengajaknya ke toko buku di hari kerja saat toko lebih sepi dan anak lebih leluasa memilih buku.

Jadikan toko buku sebagai tujuan pertama sewaktu anak masih bersemangat dan berenergi. Dengan begitu anak akan merasakan pengalaman menyenangkan di toko buku. Jangan jadikan acara ke toko buku sebagai kegiatan terakhir setelah lelah berbelanja di supermarket atau waktu yang terburu-buru, sehingga anak tak menikmatinya. Bukan tidak mungkin kalau pengalaman pertama tak menyenangkan, selanjutnya anak tidak berminat melakukannya lagi.

2. Bebas memilih buku. Berikan kebebasan kepada si prasekolah untuk memilih buku. Namun buat kesepakatan dengan anak, apa yang boleh dibeli di toko buku. Ia boleh memilih satu buku cerita dan satu buku aktivitas. Untuk memudahkan, orangtua bisa memberikan pilihan terbatas, seperti menyodorkan tiga judul buku dan meminta anak memilih salah satunya. Bisa juga dengan batasan harga, sekali ke toko buku, ia boleh membelanjakan uang Rp 50.000 misalnya. Orangtua juga harus jeli, buku mana yang sudah pernah dibeli. Jangan sampai si kecil memilih dan membeli buku yang sama. Ingatkan anak bahwa buku tersebut sudah dimilikinya, dan minta ia mencari buku lain.

3. Menghargai buku. Orangtua bisa mengajari anak untuk menghargai buku saat ke toko buku, seperti jangan memegang buku kalau sedang makan atau minum. Beritahukan alasannya kepada anak, misalnya buku jadi kotor kalau ia memegangnya sambil makan. Ajak anak mengembalikan buku ke tempat semula, tidak melipat buku, dan tidak membasahi buku. Dengan begitu anak belajar bagaimana cara memperlakukan buku dengan baik.

(Marfuah Panji Astuti)

Mengasah Logika Bayi 9-12 Bulan

KOMPAS.com - Di usia 9-12 bulan, umumnya bayi sudah bisa merangkak, berdiri, bahkan berjalan. Kecerdasan logikanya mulai berkembang. Stimulasi yang diberikan pun sebaiknya tak lagi fokus terhadap kemampuan motorik tetapi juga kecerdasannya. Titi P Natalia, MPsi, memberikan saran memberikan stimulasi melalui permainan pada bayi usia ini.

* Pasel dan balok bermain. Sediakan mainan yang dapat mengasah logika seperti pasel satu keping, balok susun, menyamakan bentuk dan lainnya. Berikan panduan agar si kecil dapat memainkannya dengan benar, sehingga manfaat yang didapat pun jadi maksimal. Manfaat permainan ini selain mengasah logika bayi, juga mengenalkannya pada bentuk dan warna, belajar mencocokkan, menganalisa, melatih ketangguhan, merangsang konsep berpikir, juga merangsang motorik dan sensoriknya.

* Aneka binatang. Anda bisa membuat binatang bersama si kecil dari clay, kertas, atau media lainnya. Bila merepotkan, bisa membeli mainan binatang dari plastik atau bisa juga dengan mengajaknya bermain di halaman. Kenalkan bayi pada aneka binatang tersebut. Sebutkan satu per satu namanya dan ajak ia menyebutkannya. Bila berbentuk mainan, biarkan ia meraba dan memainkannya. Bila ia bermain di taman, ajak ia berjalan atau tatihlah ia dari sudut satu ke sudut halaman lainnya.

Manfaat permainan ini di antaranya:
- Mengenal aneka binatang sehingga kecerdasan alamnya terasah.
- Melatih kemampuan motorik halus dan kasar si kecil.
- Belajar beradaptasi dan mengenal lingkungannya.

4 Cara Stimulasi Bayi 6-9 Bulan

KOMPAS.com - Pada usia 6-9 bulan, bayi mampu duduk lebih baik, lebih mengerti ucapan kita, interaksinya lebih jelas, lebih mengenali apa yang diperlihatkan kepadanya, juga ekspresinya lebih kuat. Titi P Natalia, M,Psi menyarankan sejumlah stimulasi yang tepat diberikan pada bayi usia ini di antaranya:

1. Mainan bergerak.
Ada sejenis mainan seluncur seperti sliding car atau sliding ball. Mobil atau bola diletakkan di bagian atas, lalu meluncur atau menggelinding ke bawah melalui trek atau jalan yang ada di mainan tersebut. Tunjukkan cara memainkannya ke bayi, lalu minta ia memperhatikan kala mobil atau bola meluncur ke bawah. Mainan lain seperti baling-baling, pesawat yang digantung lalu berputar, atau ikan yang bergerak di dalam kolam bisa jadi pilihan. Manfaat stimulasi ini di antaranya:
- Melatih respons mata bayi. Matanya akan tergerak untuk melihat dan mengikuti ke mana benda itu bergerak.
- Mengenal aneka warna, bentuk, dan menambah kosakata karena orangtua menunjukkan cara bermain dengan menjelaskan nama-nama mainan itu.
- Melatih kemampuan motorik dan sensori ketika bayi berusaha meraih dan memegangnya.

2. Buku cerita. Pilih buku dongeng yang memiliki aneka kontur (halus, kasar, keras), bisa diremas, pop-up (ada gambar yang timbul atau muncul), atau terbuat dari kain. Intinya, tak sekadar buku dongeng biasa tetapi lebih interaktif. Bacakan dongeng tersebut dengan lembut, hindari intonasi suara terlalu tinggi. Cukup bacakan beberapa menit saja, selanjutnya biarkan bayi mengeksplorasi buku bacaan itu. Manfaatnya:
- Memperkaya kosakata bayi, sehingga kemampuan bicaranya menjadi lebih terasah.
- Pesan moral yang ada dalam dongeng kelak bisa menjadi bekal bayi untuk berperilaku.
- Buku dongeng yang lebih interaktif bisa menstimulasi kemampuan motorik, sensori, daya ingin tahu dan kreativitas bayi.

3. Peralatan rumah tangga. Antara lain peralatan makan, peralatan masak, stoples plastik, bahkan kursi plastik. Peralatan makan bisa dijadikan alat pukul untuk menghasilkan bunyi. Stoples plastik bisa dipukul-pukul. Peralatan dapur bisa untuk main masak-masakan. Atau kursi plastik bisa didorong-dorong untuk belajar berjalan. Dampingi saat bayi mengeskplorasi peralatan rumah tangga tersebut. Manfaatnya, menstimulasi kemampuan motorik, pengetahuan, daya eksplorasi, juga pancaindera.

4. Mainan dan benda bergerak. Tunjukkan mainan atau benda yang menarik perhatian bayi, lalu letakkan mainan atau benda itu sekitar satu meter didepannya. Biasanya bayi akan berusaha meraihnya dengan merayap atau merangkak. Selanjutnya, letakkan lebih jauh supaya kemampuan bayi meningkat. Manfaat stimulasi ini di antaranya:
- Meningkatkan kemampuan koordinasi motorik, kekuatan otot-otot, dan ketangguhan bayi ketika berusaha meraih benda tersebut.
- Menstimulasi kemampuan sensori jika benda yang digunakan beraneka warna dan konturnya berbeda-beda.

Cara Menstimulasi Bayi 3-6 Bulan

KOMPAS.com - Pada masa bayi, sebagian besar stimulasi yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan motorik, baik kasar maupun halus, karena bayi sedang giat-giatnya meningkatkan kemampuan motoriknya. Semakin sering kemampuan motorik distimulasi, maka perkembangan ototnya akan semakin matang. Meski begitu, stimulasi tetap dapat memberikan manfaat ganda. Saat orangtua melatih kemampuan motorik anak, maka kemampuan lain seperti bahasa, kognitif, dan lainnya akan ikut terasah.

Penting dicatat, stimulasi harus diberikan menyesuaikan usia dan kemampuan bayi. Beda usia beda stimulasinya. Berikut penjelasan Titi P Natalia M,Psi, Staf Pengajar Program Magister Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta, mengenai stimulasi tepat untuk bayi usia 3-6 bulan. Pada usia ini kemampuan bayi semakin baik. Ia bisa mengangkat kepala, meraih benda, dan lainnya.

Alat dan cara bermain:
* Cermin. Gunakan cermin yang ada di lemari, dinding, atau cermin kecil yang dapat dipegang. Gendong bayi di hadapan cermin, ia pasti senang. Biarkan ia meraba-raba cermin itu. Sambil bercermin, tunjuk satu per satu bagian wajahnya, kepala, mata, mulut, hidung, dan seterusnya. Stimulasi ini memiliki sejumlah manfaat, di antaranya belajar mengenali diri dan beberapa bagian anggota tubuhnya dan mengasah kemampuan emosi. Bayi belajar mengenai emosi dan ekspresi, seperti ketika ia tertawa ekspresinya berbeda ketika ia cemberut. Mungkin ia juga akan mengedipkan mata, memonyongkan mulut, melebarkan kelopak mata, dan lainnya yang membuat ia lebih memahami ekspresi wajahnya.

* Plastik atau kertas koran.
Remas plastik atau kertas koran itu, tapi jangan sampai menggumpal. Kemudian, minta si kecil ikut meremasnya. Suara yang keluar saat plastik atau kertas koran diremas akan membangkitkan rasa ingin tahu bayi. Tak hanya tangan, sentuhan di telapak kaki pun bisa kita berikan. Manfaat stimulasi ini adalah melatih kemampuan sensori dari tekstur plastik dan kertas. Sensitivitas kaki bayi pun akan terasah sebagai modal untuk belajar berjalan.

* Mainan atau benda menarik. Perlihatkan mainan atau beda yang menarik perhatian bayi, lalu letakkan mainan itu sejauh jangkauan tangan bayi. Biarkan bayi berusaha meraih mainan atau benda tersebut. Manfaatnya, meningkatkan kemampuan motorik halus dan menstimulasi kemampuan sensori jika benda yang digunakan beraneka warna dan konturnya berbeda.

Home / Ibu & Anak / Parenting Stimulasi untuk Bayi 0-3 Bulan

KOMPAS.com - Bayi butuh stimulasi agar jaringan saraf otak semakin berkembang dan terkoneksi sehingga ia lebih cepat memahami dan memproses informasi. Sebaliknya, ketiadaan stimulasi akan membuat jaringan sel saraf itu mati. Akibatnya berbagai potensi kecerdasan anak akan ikut terkubur.

Pada usia 0-3 bulan, kemampuan motorik bayi belum berfungsi optimal. Sehingga stimulasi yang diberikan lebih ke arah memperkaya konsep dasar pengetahuannya, seperti pengenalan warna, bentuk, sensori, fokus, perhatian, suara, dan kemampuan membedakan. Berikut penjelasan Titi P Natalia M,Psi, Staf Pengajar Program Magister Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta, mengenai stimulasi tepat untuk bayi usia 0-3 bulan.

Alat dan cara bermain
* Boneka aneka warna. Sediakan bola kecil berwarna-warni, ibu-ayah bisa membuatnya sendiri dari kaus kaki bekas yang digulung. Gerakkan sebuah bola ke kiri-kanan di atas bayi, sehingga ia dapat melihatnya. Bayi akan berusaha mengenali bentuk dan warnanya. Sentuhkan juga bola itu ke tangannya untuk menstimulasi indra sensorinya.
Manfaat: Merangsang indra penglihatan, mengenal aneka warna, dan melatih kemampuan fokus bayi.

* Mainan gantung.
Mainan gantung adalah mainan bisa digantung di atas tempat tidur bayi. Kita bisa membuatnya sendiri atau membeli mainan yang sudah jadi. Jika ingin membuat sendiri, bisa dengan membentangkan tali di atas boks bayi, lalu gantungkan mainan (boleh boneka atau gambar lucu) persis di atas wajah bayi. Sebaiknya bentuk dan warnanya berbeda-beda supaya bayi bisa membedakannya.
Manfaat:
- Merangsang bayi mengenal aneka bentuk, gambar, dan warna.
- Jika ia berusaha menggapai mainan tersebut, maka kemampuan motorik halusnya ikut terstimulasi.
- Mengenalkan kosakata lalu kita menjelaskan satu per satu nama dari boneka binatang itu. Pengetahuannya pun bertambah.

* Mainan berbunyi. Mainan yang berbunyi seperti rebana kecil dan kerincingan bisa menjadi pilihan. Alat-alat dapur yang mengeluarkan bunyi seperti dua sendok yang diadu, gelas yang dipukul dengan sendok, bahkan tepukan tangan, juga bisa. Bunyikan mainan atau alat tersebut di depan bayi, lalu gerakkan secara perlahan ke kiri-kanan dan atas-bawah sehingga merangsang bayi untuk mengikutinya.
Manfaat:
- Melatih kemampuan indra pendengaran.
- Melatih motorik halus jika bayi berusaha menggapai.
- Melatih motorik kasar dengan bayi menggerakkan lehernya.
- Mengenalkan kosakata, bila kita lakukan sambil bernyanyi.