Rabu, 25 April 2012
12 Bentuk Dukungan Calon Ayah
KOMPAS.com - Salah satu kunci agar ibu hamil (bumil)
merasa nyaman serta mampu memelihara emosi positif adalah dukungan
suami. Apa saja bentuk dukungan yang dapat diberikan? Dr Ferdhy Suryadi
Suwandinata, SpOG dari RS Grha Kedoya memberikan sejumlah sarannya:
Anak Butuh Ayah Bukan untuk Ditakuti
KOMPAS.com - Sosok Ayah dibutuhkan oleh anak-anak di rumah, terutama bagi anak laki-laki yang perlu mendapatkan role model. Karenanya, Ayah dan Ibu memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan.
Umumnya,
anak-anak lebih dekat dengan Ibu karena sosok inilah yang selalu
mendampinginya, apalagi jika Ayah bekerja dan Ibu adalah seorang ibu
rumah tangga. Alhasil, anak-anak akan merasa lebih akrab dan membuatnya
melakukan apa saja yang disukainya bersama sang Ibu. Anak-anak juga
terkadang merasa lebih lepas mengungkapkan perasaannya. Ia bisa
menangis, merengek, kepada ibunya dan kadang mengacuhkan atau tak
mendengarkan anjuran sang ibu.
Pada kondisi inilah sosok Ayah
juga dibutuhkan. Tentunya Ayah juga harus membangun kedekatan dan ikatan
emosional dengan anak. Namun, sosok Ayah umumnya berbeda di mata anak.
Ayah lebih disegani oleh anak. Jangan heran jika sekali saja Ayah
memerintah, anak-anak cenderung mematuhinya.
Presenter dan
bintang iklan, Donna Agnesia mengatakan anak-anak butuh sosok yang bisa
diseganinya. Ketiga anak saya lebih merasa segan dengan bapaknya. "Bapak
menjadi sosok tegas di rumah, yang sebenarnya memang dibutuhkan
anak-anak," jelas Donna dalam acara talkshow di kegiatan Family's Day Out di Mal Ciputra Jakarta beberapa waktu lalu.
Meski
sosok tegas yang disegani bisa didapatkan dari Ayah, sebaiknya para
Ayah juga bisa mengimbanginya dengan memainkan peran sebagai Ayah yang
peduli dan tak sungkan mengungkapkan kasih sayang. Dr Ariani Dewi
Widodo, SpA dari Klinik Tumbuh Kembang dan RS Grha Kedoya mengingatkan,
ketegasan sosok Ayah sebaiknya tak menjadi momok menakutkan bagi anak.
"Hati-hati
agar sikap tegas ini tidak jadi momok menakutkan. Ayah juga harus
menunjukkan kasih sayang kepada anak, tidak menyeramkan namun tetap
tegas," jelasnya.
Dr Ariani melanjutkan, sebisa mungkin anak-anak
tidak punya ketakutan terhadap berbagai hal. Termasuk dari perilaku
orangtua saat mengasuh anak-anak. Pengasuhan yang keliru, baik
ditunjukkan melalui perilaku kekerasan, verbal maupun fisik dapat
menimbulkan ketakutan dan trauma pada anak. Trauma ini punya dampak besar terhadap kepribadian anak hingga dewasa kelak.
Langganan:
Postingan (Atom)