KOMPAS.com - Salah satu kunci agar ibu hamil (bumil)
merasa nyaman serta mampu memelihara emosi positif adalah dukungan
suami. Apa saja bentuk dukungan yang dapat diberikan? Dr Ferdhy Suryadi
Suwandinata, SpOG dari RS Grha Kedoya memberikan sejumlah sarannya:
1. Tidak merokok.
Mengubah
kebiasaan memang tidak mudah, tapi patut dilakukan dan jika disertai
niat yang kuat pasti berhasil. Perlu diingat, zat utama dalam rokok,
yaitu nikotin, menimbulkan efek negatif pada janin, bahkan bisa lahir
dengan berat badan rendah, dan kelak sang buah hati lebih rentan
mengalami masalah kesehatan. Kalaupun terasa sulit untuk berhenti
merokok, hindarilah berdekatan dengan ibu hamil sehingga asap rokok tak
terisap olehnya, bahkan janin.
2. Memerhatikan asupan makanan bumil.
Anjurkan
bumil mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Perhatikan pula asupan asam
folat, yaitu 400 mikrogram per hari, yang berperan penting dalam
pembentukan sistem saraf janin. Kandungan zat gizi ini dapat diperoleh
dari sayuran hijau seperti brokoli, bayam, kacang-kacangan, dan hati,
selain juga susu khusus bumil.
3. Mengingatkan istirahat yang cukup.
Istirahat
yang cukup selama hamil sangat penting. Jam biologis yang berubah dapat
memengaruhi produksi hormon yang otomatis akan memengaruhi janin. Jadi,
ingatkan bumil bila aktivitasnya terlihat lebih tinggi dan minta ia
istirahat.
4. Mengajak berolahraga.
Olahraga
akan membuat bumil tetap sehat, bugar, serta metabolisme tubuh berjalan
baik dan otot-otot tetap terlatih. Ajaklah dan dampingi ia selama
berolahraga, entah itu berjalan kaki, berenang, yoga, dan lainnya
5. Berempati pada periode mual muntah.
Ini
gejala umum yang dialami ibu hamil terutama di awal kehamilan.
Bersikaplah empati dengan menawarkan hal-hal yang mungkin meringankan
mual muntah bumil, seperti membuatkan teh hangat, mengupaskan jeruk, dan
sebagainya.
6. Bijak menyikapi perilaku mengidam.
Mengidam
lebih dikarenakan faktor psikologis, bumil menjadu manja dan lebih
sensitif. Lebih baik ikuti atau turuti saja keinginan istri selama masih
dalam batas wajar. Jika mengidamnya berlebihan, coba beri pengertian
secara baik-baik agar bisa dipahami bumil.
7. Mendampingi saat konsultasi.
Usahakan
selalu mendampingi bumil saat kunjungan ke dokter. Selain memberikan
dukungan dan perhatian pada bumil, suami juga bisa ikut mengetahui
tumbuh kembang janin, mendapat informasi dari dokter mengenai gejala
yang mungkin dialami istri di periode kehamilan, apa saja yang perlu
dilakukan dan lain sebagainya. Suami pun dapat membantu istri menyiapkan
pertanyaan agar tidak lupa atau terlewat saat konsultasi.
8. Ikut menstimulasi janin.
Bukan
hanya ibu, ayah pun perlu mengajak bicara janin, memperdengarkan musik
atau nyanyian, membacakan cerita, mengelus-elus, menepuk-nepuk lembut
dan lainnya.
9. Ikut kelas prenatal.
Tak
perlu malu atau gengsi mengikuti instruksi bidan saat membantu gerakan
senam hamil karena aktivitas ini sangat bermanfaat bagi bumil untuk
memperlancar proses kehamilan dan persalinan kelak. Kelas prenatal yang
bisa diikuti ayah, antara lain senam hamil, prenatal yoga, dan terapi
relaksasi.
10. Rajin memijat ibu.
Menurut
penelittian Field (2004), seperti ditulis dalam buku Gentle Birth karya
Yesie Aprilia SSiT, MKes, ibu yang mendapatkan pijatan dari suami dan
pendampingan selama proses persalinan mengalami penurunan depresi,
kecemasan, nyeri serta perasaan negatif. Tak hanya itu, lamanya waktu
persalinan menjadi lebih pendek, yakni 8 jam dibandingkan yang tidak
didampingi (11 jam).
11. Menyusun rencana melahirkan.
Sebaiknya
siapkan dana terhitung mulai proses merencanakan kehamilan untuk
keperluan konsultasi ke dokter selama sembilan bulan kehamilan, dana
persalinan, hingga dana pascalahir seperti selamatan tujuh bulan.
12. Mendampingi di hari kelahiran.
Suami
yang hadir pada saat persalinan dapat memotivasi dan menguatkan istri
agar proses yang dijalani berjalan lancar serta mengurangi rasa takut
dan sakit karena istri mendapat dukungan secara psikis.
(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)
0 komentar:
Posting Komentar